Wednesday, January 31, 2007

Hampir tertipu

Hari Senen kemarin, tanggal 29 Januari 2007 saat aku pulang dari Palcom, aku dapat kabar dari adikku kalau kami dapat hadiah langsung "mobil boooo...." kupon berhadiah tersebut didapatnya saat membuka bungkus sabun lifebuoy yang sebelum sabun tersebut ditemukan oleh adikku di dalam angkot saat dia pulang sekolah...

Langsung saja aku menghubungi nomor yang tertera di kupon tersebut, dan saat itu berita yang kami dapatkan... kalau kami telah mendapatkan hadiah langsung mobil... (siapa yang nggak mau mobil coy....????) tapi saat itu aku disuruh menghubungi lagi besok pagi....

Pagi hari aku menghubungi nomor tersebut kembali.. semua data diminta oleh orang itu... dan saat itu setelah data-data diperolehnya... orang tersebut minta uang untuk mengurus surat-surat kendaraan sebesar Rp 4.200.000... Saat itu aku masih merasa ganjil.. tapi orang tuaku saat itu sudah percaya, dan mau memenuhi persyaratan yang diberikan kepada kami....

Tapi aku tidak langsung percaya gitu aja.. aku catat nomor layanan konsumen yang terdapat di kemasan sabun tersebut... dan aku hubungi nomor tersebut saat diPalcom... dari situ aku mulai mendapatkan informasi yang sangat jelas.. kalau Unilever tidak pernah menyelenggarakan promo tersebut... dari situ aku merasa bersyukur... karena kami hampir saja tertipu...

Siang hari akupun pulang kerumah untuk makan siang seperti biasanya. Lalu kuceritakan semuanya sama orangtuaku mengenai pritiwa ini... Saat itu Ayah pun pinjam handphone aku dan menghubungi nomor itu kembali... dan saat itu ayahpun bilang "Pak uangnya sudah kami siapkan dan kami mau transfer uangnya..." saat itu orang yang ditelpon minta untuk memakai rekening dia.. dan saat itu ayahpun teriak "Pembohong kamu!!!!" secara berulang-ulang dan setelah itu telponpun di tutup... dan ayahkupun bilang "PUAS AKU!!!"

Huh... ampir aja kami tertipu, tapi untunglah Allah masih menyelamatkan kami... dan ini bisa dijadikan pelajaran... untuk kita semua agar lebih hati-hati lagi....

Musim salju

Di Palembang saat ini sedang musim salju, tapi sayangnya buka dikotanya... tapi di daerah tertentu, tepatnya dikepalaku... hohoho.... Ya sekarang ini saljunya lagi lebat... emang agak ribet sih.. soalnya saljunya selalu terlihat dipundaku... apa lagi lebet banget.. ketinggiannya semata... jadi apa bila orang berjalan pasti saljunya langsung kelihatan...

Udah coba pake sampo sih... tapi belum ada khasiatnya.. ya moga-moga bentar lagi musim semi tiba... hahaha.. jadi enakan dikit... hehehe... habis gatel banget sih... mungkin karena helm aku yang sering basah-kering basah-kering.. jadinya bakteri bersarang... tapi nggak papa deh.... aku menunggu musim semi datang saat ini....

Monday, January 29, 2007

Mengejar diri-nya

Dia memang dekat dihatiku, tapi dia semakin lama semakin terlihat jauh dimataku... karena dia terus mengejar karirnya untuk meraih masa depannya... semua yang dia lakukan adalah terbaik buat dirinya, melihat semangatnya itu aku jadi merasa tak ingin tertinggal darinya, paling tidak aku bisa mengimbanginya... Mungkin saat ini aku belum bisa, dia semakin terlihat meninggalkan aku... Tapi aku tidak putus asa untuk semua itu, aku semankin bersemangat untuk mengejarnya..

Mungkin kini aku tetap pada tempatku, aku tidak berlari atau berjalan mengejar karirku. Semua terlihat datar-datar saja, tapi semakin aku pikirkan dia, semakin aku tidak ingin ketinggalan dari dirinya... Semakin ingin aku mengejarnya, semakin ingin aku menyusulnya...

Terasa sangat saat ini aku tidak mengalami kemajuan,,, mungkin kemuduran... semua harus berubah, agar aku bisa mengejar apa yang aku impikan saat ini... Mungkin selama ini aku belum merencankan hidupku, cuma berangan-angan saja... tapi kini aku tidak mau lagi berangan-angan, saatnya untuk memulai hidup dengan kontrol penuh ditanganku, tentunya dengan ridho dari Allah SWT...

Kini pikiranku sedikit terbuka, aku tidak ingin apa yang menjadi milikiku saat ini sirna, saatnya aku mempergunakan apa yang aku miliki secara maksimal... dan rasanya aku tidak mau menunda-nunda yang satu ini, karena selama ini aku merasa apa yang aku jalani tidak pernah sampai tujuan akhirku, selalu saja putus ditengah jalan. Aku tidak mau ini terulang untuk kesekian kalinya... karena aku sudah cukup mengalami semua itu... aku ingin berubah, lebih baik lagi.. dan itu bukan tetap diam disini tapi aku harus belari dengan tujuan akhir masa depanku.

Saturday, January 27, 2007

New Jacket

Telah lama pemuda yang ingin memiliki sebuah jaket yang ia idam-idamkan, namun tidak ia dapatkan setelah ia memiliki uang untuk membeli jaket tersebut karena jaket tersebut telah dibeli oleh orang lain. Namun, apa bila pemuda tersebut terus mengharapkan jaket itu... maka pemuda tersebut tidak akan pernah mendapatkannya...

Uang yang semula untuk membeli jaket yang ia idamkan, kemudian ia simpan... dengan penuh harapan... akan ada jaket yang berikutnya... yang bisa ia miliki, sesuai seleranya... Tapi suatu ketika hasrat untuk memiliki jaket itu semakin kuat, pemuda itu memutuskan untuk menempah jaket keseorang penjahit... kaerna masih ada bayang-bayang jaket yang lama.. pemuda itu mulai mendesain jaket barunya... kemudian pergilah ia ketukang jahit... dan kemudian dia utara kan semua kepada tukang jahit keinginannya...

Dengan penuh penantian dan kesabaran... selama 3 minggu, jaket yang ia pesan akhirnya selesai... iapun sangat senang karena jaket itu sesuai desainya walaupun dijaket itu terdapat modifikasi dari sang penjahit, jaket itu tetap terlihat menarik dimata pemuda itu... ya Akhirnya pemuda itu bisa memakai jaket.. sesuai keinginannya tanpa harus takut untuk kehilangan jaket itu lagi..

Hm... kehilangan jaket... yang diinginkan saat mau membelinya, bukan berarti harus terus membiarkan semuanya hilang... kita bisa membuat jalan yang kita putuskan sendiri apa bila kita memiliki keinginan yang kuat... bahkan kita akan merasa lebih puas... setelah kita benar-benar berusaha dan berjuang untuk mendapatkannya.... ^^

Friday, January 26, 2007

Ngapel dihari Rabu.

hehehe... duh ada cerita lagi nih... tentang dia...
Hari Rabu, tanggal 24 Januari 2007, saat aku pulang dari kerjaku aku disms dia untuk jemput dia tempat temenya... Langsung aja aku jemput dia ditempat temennya... dan setelah itu akupun kemudian antar dia pulang kerumahnya... Sampe didepan rumahnya akupun sebenernya mau pulang langsung... tapi saat itu dia ajak aku untuk mampir dan katanya "kita cerita-cerita dulu" hehehe... karena emang males pulang cepet... jadi saat itu akupun mampir dirumahnya...

Saat itu akupun masuk kerumahnya... dan saat itu akupun duduk-duduk dan walaupun yang dihidangkan cuma air putih, aku nggak pengen dia repot-repot saat itu, cukup dengan air putih dan dia saat itu, suasana pun rasanya sudah cukup indah... banyak yang kami ceritakan saat itu tapi sebenernya udah hampir magrib dan aku mau pulang... tapi karena cerita kami sedang tanggung.. jadi saat itu dia bilang "sholat magrib disini aja Ran?" duh... senengnya...

Setelah itu akupun kemudian melanjutkan cerita itu bersama dia... dan setelah itu akupun sholat magrib di rumahnya... dan setelah sholat magrib kami lanjutkan obrolan hangat kami dan setelah itu akupun kemudian pulang kerumah setelah jam tujuh malam...

Lumayan... hari itu jadi hari yang menyengkan...

Wednesday, January 24, 2007

Hasrat untuk berubah

Kala aku muda dan bebas berkhayal,
aku ingin mengubah Dunia.
Sejalan dengan bertambah usia dan kearifanku,
Kudapati duni tak kunjung berubah.

Maka cita-cita itu pun kupersempit,
dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku,
namun itu pun tampaknya tiada hasil.

Ketika usiaku semakin senja,
dengan upaya terakhir penuh putus asa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku semata,
orang-orang terdekat denganku.
Tapi malangnya, mereka pun tak mau diubah.

Dan kini, saat terbaring menanti ajal,
tiba-tiba kusadari:

Andai yang pertama kuubah diriku sendiri
dengan menjadikan diriku teladan
mungkin aku dapat mengubah keluarga.

Lalu berkat ilham dan dorongan mereka
aku pun mampu memberbaiki negeriku.
Dan siapa tahu, bahkan akupun dapat mengubah dunia.

Ditulis dan dicatat ulang Oleh: Om Hana Jumhana dari buah Karya
seorang Bishop Anglikan, pada tahun 1100 Masehi, tertulis di ruang
pemakaman Wesminster Abbey)

Jangan melihat dengan mata

Dua malaikat yang sedang melakukan perjalanan ke luar kota, singgah pada rumah seorang yang kaya raya. Keluarga tersebut kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat tersebut tidur di dalam rumah besar mereka. Sebagai gantinya, mereka menyuruh kedua malaikat tersebut tinggal di gudang bawah tanah mereka yang dingin, kotor, tanpa pemanas. Ketika sedang menyiapkan tempat tidur mereka, malaikat yang lebih tua melihat sebuah lubang di dinding, dan lalu memperbaikinya. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya, malaikat yang tua itu menjawab: "Tidak semua hal itu sebagaimana tampaknya."

Malam berikutnya, kedua malaikat tersebut menginap di sebuah keluarga petani yang miskin, tetapi sangat ramah. Setelah berbagi makanan yang serba sedikit, pasangan petani tersebut mempersilahkan kedua malaikat tersebut tidur di tempat tidur mereka, sedangkan mereka sendiri tidur di lantai. Ketika matahari muncul di ufuk timur keesokan paginya, mereka menemukan pasangan petani tersebut sedang menangis sedih. Ternyata, sapi yang merupakan satu-satunya sumber penghidupan mereka, yang memberikan susu setiap pagi, tergeletak mati di pinggir ladang mereka. Malaikat muda menjadi marah dan mencaci maki malaikat tua, katanya:
"Mengapa engkau tega melakukan semua ini kepada mereka? Mengapa engkau membiarkan semua ini terjadi? Kemarin kita mendapat kesempatan untuk menginap di rumah seorang kaya raya. Kita dibiarkan tidur di gudang yang kotor dan dingin, tetapi kamu masih membantu mereka dengan memperbaiki dindingnya yang bolong. Malam ini kita menginap di rumah seorang petani miskin yang begitu ramah dan mau berbagi, tetapi apa yang kamu lakukan? Kamu biarkan sapi yang merupakan satu-satunya sumber hidup, mati. Maumu apa, sih?". Malaikat tua menjawab singkat: "Tidak semua hal itu sebagaimana tampaknya."

Ketika malaikat muda mendesak untuk menjelaskan, malaikat tua berkata:
"Waktu kita menginap di tempat orang kaya kemarin, aku melihat sebuah lubang di dinding. Di dalamnya ada kepingan emas. Tetapi karena orang kaya tersebut sangat tamak, tidak mau berbagi, dan tidak bisa ramah kepada orang lain, maka dinding tersebut kututup. Biar mereka tidak tahu dan tidak dapat mengambil emas tersebut. Lalu malam ini, ketika kita tidur di ranjang Pak Tani, dan mereka mengalah tidur di lantai, malaikat maut datang hendak mengambil isteri petani itu. Tetapi aku belokkan dan sebagai gantinya, malaikat maut itu mengambil sapi Pak Tani.

Tidak semua hal itu seperti bagaimana tampaknya. Terkadang kejadian di sekitar kita juga begitu. Jika kamu memiliki iman, kamu harus percaya bahwa semua hal merupakan keberuntunganmu, meskipun mungkin kita tidak menyadarinya. Orang yang datang dan pergi begitu saja dalam kehidupan kita, ada yang menjadi teman, dan ada pula yang tinggal hanya sekejap, tetapi meninggalkan kenangan manis dalam kehidupan dan hati kita. Dan kita tidak pernah menjadi sama, karena kita telah berteman dengan banyak orang. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga. Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh didalam hati mereka. Tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh didalam hatimu."

Tuesday, January 23, 2007

Ketika Derita Mengabadikan Cinta

"Kini tiba saatnya kita semua mendengarkan nasihat pernikahan untuk kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat Prof. Dr. Mamduh Hasan Al-Ganzouri . Beliau adalah Ketua Ikatan Dokter Kairo dan Dikrektur Rumah Sakit Qashrul Aini, seorang pakar syaraf terkemuka di Timur Tengah, yang tak lain adalah juga dosen kedua mempelai. Kepada Professor dipersilahkan..."

Suara pembawa acara walimatul urs itu menggema di seluruh ruangan resepsi pernikahan nan mewah di Hotel Hilton Ramses yang terletak di tepi sungai Nil, Kairo.

Seluruh hadirin menanti dengan penasaran, apa kiranya yang akan disampaikan pakar syaraf jebolan London itu. Hati mereka menanti- nanti mungkin akan ada kejutan baru mengenai hubungan pernikahan dengan kesehatan syaraf dari professor yang murah senyum dan sering nongol di televisi itu.

Sejurus kemudian, seorang laki-laki separuh baya berambut putih melangkah menuju podium. Langkahnya tegap. Air muka di wajahnya memancarkan wibawa. Kepalanya yang sedikit botak, meyakinkan bahwa ia memang seorang ilmuan berbobot. Sorot matanya yang tajam dan kuat, mengisyaratkan pribadi yang tegas. Begitu sampai di podium, kamera video dan lampu sorot langsung shoot ke arahnya. Sesaat sebelum bicara, seperti biasa, ia sentuh gagang kacamatanya, lalu...

Bismillah, alhamdulillah, washalatu was salamu'ala Rasulillah, amma ba'du. Sebelumnya saya mohon ma'af , saya tidak bisa memberi nasihat lazimnya para ulama, para mubhaligh dan para ustadz. Namun pada kesempatan kali ini perkenankan saya bercerita...

Cerita yang hendak saya sampaikan kali ini bukan fiktif belaka danbukan cerita biasa. Tetapi sebuah pengalaman hidup yang tak ternilai harganya, yang telah saya kecap dengan segenap jasad dan jiwa saya. harapan saya, mempelai berdua dan hadirin sekalian yang dimuliakan Allah bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang dikandungnya. Ambilah mutiaranya dan buanglah lumpurnya.

Saya berharap kisah nyata saya ini bisa melunakkan hati yang keras, melukiskan nuansa-nuansa cinta dalam kedamaian, serta menghadirkan kesetiaan pada segenap hati yang menangkapnya.

Tiga puluh tahun yang lalu ...

Saya adalah seorang pemuda, hidup di tengah keluarga bangsawan menengah ke atas. Ayah saya seorang perwira tinggi, keturunan "Pasha" yang terhormat di negeri ini. Ibu saya tak kalah
terhormatnya, seorang lady dari keluarga aristokrat terkemuka di Ma'adi, ia berpendidikan tinggi, ekonom jebolan Sorbonne yang memegang jabatan penting dan sangat dihormati kalangan elit politik di negeri ini.

Saya anak sulung, adik saya dua, lelaki dan perempuan. Kami hidup dalam suasana aristokrat dengan tatanan hidup tersendiri. Perjalanan hidup sepenuhnya diatur dengan undang-undang dan norma aristokrat. Keluarga besar kami hanya mengenal pergaulan dengan kalangan aristokrat atau kalangan high class yang sepadan!

Entah kenapa saya merasa tidak puas dengan cara hidup seperti ini. Saya merasa terkukung dan terbelenggu dengan strata sosial yang didewa-dewakan keluarga. Saya tidak merasakan benar hidup yang saya cari. Saya lebih merasa hidup justru saat bergaul dengan teman-teman dari kalangan bawah yang menghadapi hidup dengan penuh rintangan dan perjuangan. Hal ini ternyata membuat gusar keluarga saya, mereka menganggap saya ceroboh dan tidak bisa menjaga status sosial keluarga. Pergaulan saya dengan orang yang selalu basah keringat dalam mencari pengganjal perut dianggap memalukan keluarga. Namun saya tidak peduli.

Karena ayah memperoleh warisan yan sangat besar dari kakek, dan ibu mampu mengembangkannya dengan berlipat ganda, maka kami hidup mewah dengan selera tinggi. Jika musim panas tiba, kami biasa berlibur keluar negri, ke Paris, Roma, Sydney atau kota besar dunia lainnya. Jika berlibur di dalam negeri ke Alexandria misalnya, maka pilihan keluarga kami adalah hotel San Stefano atau hotel mewah di Montaza yang berdekatan dengan istana Raja Faruq.

Begitu masuk fakultas kedokteran, saya dibelikan mobil mewah. Berkali-kali saya minta pada ayah untuk menggantikannya dengan mobil biasa saja, agar lebih enak bergaul dengan teman-teman dan para dosen. Tetapi beliau menolak mentah-mentah.

"Justru dengan mobil mewah itu kamu akan dihormati siapa saja" tegas ayah.

Terpaksa saya pakai mobil itu meskipun dalam hati saya membantah habis-habisan pendapat materialis ayah. Dan agar lebih nyaman di hati, saya parkir mobil itu agak jauh dari tempat kuliah.

Ketika itu saya jatuh cinta pada teman kuliah. Seorang gadis yang penuh pesona lahir batin. Saya tertarik dengan kesederhanaan, kesahajaan, dan kemuliaan ahlaknya. Dari keteduhan wajahnya saya menangkap dalam relung hatinya tersimpan kesetiaan dan kelembutan tiada tara. Kecantikan dan kecerdasannya sangat menajubkan. Ia gadis yang beradab dan berprestasi, sama seperti saya.

Gayung pun bersambut. Dia ternyata juga mencintai saya. Saya merasa telah menemukan pasangan hidup yang tepat. Kami berjanji untuk menempatkan cinta ini dalam ikatan suci yang diridhai Allah, yaitu ikatan pernikahan. Akhirnya kami berdua lulus dengan nilai tertinggi di fakultas. Maka datanglah saat untuk mewujudkan impian kami berdua menjadi kenyataan. Kami ingin memadu cinta penuh bahagia di jalan yang lurus.

Saya buka keinginan saya untuk melamar dan menikahi gadis pujaan hati pada keluarga. Saya ajak dia berkunjung ke rumah. Ayah, ibu, dan saudara-saudara saya semuanya takjub dengan kecantikan, kelembutan, dan kecerdasannya. Ibu saya memuji cita rasanya dalammemilih warna pakaian serta tutur bahasanya yang halus.

Usai kunjungan itu, ayah bertanya tentang pekerjaan ayahnya. Begitu saya beritahu, serta merta meledaklah badai kemarahan ayah dan membanting gelas yang ada di dekatnya. Bahkan beliau mengultimatum: Pernikahan ini tidak boleh terjadi selamanya!

Beliau menegaskan bahwa selama beliau masih hidup rencana pernikahan dengan gadis berakhlak mulia itu tidak boleh terjadi. Pembuluh otak saya nyaris pecah pada saat itu menahan remuk redam kepedihan batin yang tak terkira.

Hadirin semua, apakah anda tahu sebabnya? Kenapa ayah saya berlaku sedemikian sadis? Sebabnya, karena ayah calon istri saya itu tukang cukur....tukang cukur, ya... sekali lagi tukang cukur! Saya katakan dengan bangga. Karena, meski hanya tukang cukur, dia seorang lelaki sejati. Seorang pekerja keras yang telah menunaikan kewajibannya dengan baik kepada keluarganya. Dia telah mengukir satu prestasi yang tak banyak dilakukan para bangsawan "Pasha". Lewat tangannya ia lahirkan tiga dokter, seorang insinyur dan seorang letnan, meskipun dia sama sekali tidak mengecap bangku pendidikan.

Ibu, saudara dan semua keluarga berpihak kepada ayah. Saya berdiri sendiri, tidak ada yang membela. Pada saat yang sama adik saya membawa pacarnya yang telah hamil 2 bulan ke rumah. Minta direstui. Ayah ibu langsung merestui dan menyiapkan biaya pesta pernikahannya
sebesar 500 ribu ponds. Saya protes kepada mereka, kenapa ada perlakuan tidak adil seperti ini? Kenapa saya yang ingin bercinta di jalan yang lurus tidak direstui, sedangkan adik saya yang jelas- jelas telah berzina, bergonta-ganti pacar dan akhirnya menghamili pacarnya yang entah yang ke berapa di luar akad nikah malah direstui dan diberi fasilitas maha besar? Dengan enteng ayah menjawab. "Karena kamu memilih pasangan hidup dari strata yang salah dan akan menurunkan martabat keluarga, sedangkan pacar adik kamu yang hamil itu anak menteri, dia akan menaikkan martabat keluarga besar Al Ganzouri."

Hadirin semua, semakin perih luka dalam hati saya. Kalau dia bukan ayah saya, tentu sudah saya maki habis-habisan. Mungkin itulah tanda kiamat sudah dekat, yang ingin hidup bersih dengan menikah dihalangi, namun yang jelas berzina justru difasilitasi.

Dengan menyebut asma Allah, saya putuskan untuk membela cinta dan hidup saya. Saya ingin buktikan pada siapa saja, bahwa cara dan pasangan bercinta pilihan saya adalah benar. Saya tidak ingin apa- apa selain menikah dan hidup baik-baik sesuai dengan tuntunan suci yang saya yakini kebenarannya. Itu saja.

Saya bawa kaki ini melangkah ke rumah kasih dan saya temui ayahnya. Dengan penuh kejujuran saya jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dengan harapan beliau berlaku bijak merestui rencana saya. Namun, la haula wala quwwata illa billah, saya dikejutkan oleh sikap beliau setelah mengetahui penolakan keluarga saya. Beliaupun menolak mentah-mentah untuk mengawinkan putrinya dengan saya. Ternyata beliau menjawabnya dengan reaksi lebih keras, beliau tidak menganggapnya sebagai anak jika tetap nekad menikah dengan saya.

Kami berdua bingung, jiwa kami tersiksa. Keluarga saya menolak pernikahan ini terjadi karena alasan status sosial , sedangkan keluarga dia menolak karena alasan membela kehormatan.

Berhari-hari saya dan dia hidup berlinang air mata, beratap dan bertanya kenapa orang-orang itu tidak memiliki kesejukan cinta?

Setelah berpikir panjang, akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri penderitaan ini. Suatu hari saya ajak gadis yang saya cintai itu ke kantor ma'dzun syari (petugas pencatat nikah) disertai 3 orang sahabat karibku. Kami berikan identitas kami dan kami minta ma'dzun untuk melaksanakan akad nikah kami secara syari'ah mengikuti mahzab imam Hanafi.

Ketika Ma'dzun menuntun saya, "Mamduh, ucapkanlah kalimat ini: Saya terima nikah kamu sesuai dengan sunatullah wa rasulih dan dengan mahar yang kita sepakati bersama serta dengan memakai mahzab Imam Abu Hanifah."

Seketika itu bercucuranlah air mata saya, air mata dia dan air mata 3 sahabat saya yang tahu persis detail perjalanan menuju akad nikah itu. Kami keluar dari kantor itu resmi menjadi suami-isteri yang sah di mata Allah SWT dan manusia. Saya bisikkan ke istri saya agar menyiapkan kesabaran lebih, sebab rasanya penderitaan ini belum berakhir.

Seperti yang saya duga, penderitaan itu belum berakhir, akad nikah kami membuat murka keluarga. Prahara kehidupan menanti di depan mata. Begitu mencium pernikahan kami, saya diusir oleh ayah dari rumah. Mobil dan segala fasilitas yang ada disita. Saya pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa. Kecuali tas kumal berisi beberapa potong pakaian dan uang sebanyak 4 pound saja! Itulah sisa uang yang saya miliki sehabis membayar ongkos akad nikah di kantor ma'dzun.

Begitu pula dengan istriku, ia pun diusir oleh keluarganya. Lebih tragis lagi ia hanya membawa tas kecil berisi pakaian dan uang sebanyak 2 pound, tak lebih! Total kami hanya pegang uang 6 pound atau 2 dolar!!!

Ah, apa yang bisa kami lakukan dengan uang 6 pound? Kami berdua bertemu di jalan layaknya gelandangan. Saat itu adalah bulan Februari, tepat pada puncak musim dingin. Kami menggigil, rasacemas, takut, sedih dan sengsara campur aduk menjadi satu. Hanya saja saat mata kami yang berkaca-kaca bertatapan penuh cinta dan jiwa menyatu dalam dekapan kasih sayang , rasa berdaya dan hidup menjalari sukma kami.

"Habibi, maafkan kanda yang membawamu ke jurang kesengsaraan seperti ini. Maafkan Kanda!"
"Tidak... Kanda tidak salah, langkah yang kanda tempuh benar. Kitatelah berpikir benar dan bercinta dengan benar. Merekalah yang tidak bisa menghargai kebenaran. Mereka masih diselimuti cara berpikiranak kecil. Suatu ketika mereka akan tahu bahwa kita benar dan tindakan mereka salah. Saya tidak menyesal dengan langkah yang kita tempuh ini.

Percayalah, insya Allah, saya akan setia mendampingi kanda, selama kanda tetap setia membawa dinda ke jalan yang lurus. Kita akan buktikan kepada mereka bahwa kita bisa hidup dan jaya dengan keyakinan cinta kita. Suatu ketika saat kita gapai kejayaan itu kita ulurkan tangan kita dan kita berikan senyum kita pada mereka dan mereka akan menangis haru.

Air mata mereka akan mengalir deras seperti derasnya air mata derita kita saat ini," jawab isteri saya dengan terisak dalam pelukan.

Kata-katanya memberikan sugesti luar biasa pada diri saya. Lahirlah rasa optimisme untuk hidup. Rasa takut dan cemas itu sirna seketika. Apalagi teringat bahwa satu bulan lagi kami akan diangkat menjadi dokter. Dan sebagai lulusan terbaik masing-masing dari kami akan menerima penghargaan dan uang sebanyak 40 pound.

Malam semakin melarut dan hawa dingin semakin menggigit. Kami duduk di emperan toko berdua sebagai gembel yang tidak punya apa-apa. Dalam kebekuan, otak kami terus berputar mencari jalan keluar. Tidak mungkin kami tidur di emperan toko itu. Jalan keluar pun datang juga. Dengan sisa uang 6 pound itu kami masih bisa meminjam sebuah toko selama 24 jam.

Saya berhasil menghubungi seorang teman yang memberi pinjaman sebanyak 50 pound. Ia bahkan mengantarkan kami mencarikan losmen ala kadarnya yang murah.

Saat kami berteduh dalam kamar sederhana, segera kami disadarkan kembali bahwa kami berada di lembah kehidupan yang susah, kami harus mengarunginya berdua dan tidak ada yang menolong kecuali cinta, kasih sayang dan perjuangan keras kami berdua serta rahmat Allah SWT.

Kami hidup dalam losmen itu beberapa hari, sampai teman kami berhasil menemukan rumah kontrakan sederhana di daerah kumuh Syubra Khaimah. Bagi kaum aristokrat, rumah kontrakan kami mungkin dipandang sepantasnya adalah untuk kandang binatang kesayangan mereka. Bahkan rumah binatang kesayangan mereka mungkin lebih bagus dari rumah kontrakan kami.

Namun bagi kami adalah hadiah dari langit. Apapun bentuk rumah itu, jika seorang gelandangan tanpa rumah menemukan tempat berteduh ia bagai mendapat hadiah agung dari langit. Kebetulan yang punya rumah sedang membutuhkan uang, sehingga dia menerima akad sewa tanpa uang jaminan dan uang administrasi lainnya. Jadi sewanya tak lebih dari 25 pound saja untuk 3 bulan.

Betapa bahagianya kami saat itu, segera kami pindah kesana. Lalu kami pergi membeli perkakas rumah untuk pertama kalinya. Tak lebih dari sebuah kasur kasar dari kapas, dua bantal, satu meja kayu kecil, dua kursi dan satu kompor gas sederhana sekali, kipas dan duacangkir dari tanah, itu saja... tak lebih.

Dalam hidup bersahaja dan belum dikatakan layak itu, kami merasa tetap bahagia, karena kami selalu bersama. Adakah di dunia ini kebahagiaan melebihi pertemuan dua orang yang diikat kuatnya cinta? Hidup bahagia adalah hidup dengan gairah cinta. Dan kenapakah orang- orang di dunia merindukan surga di akhirat? Karena di surga Allah menjanjikan cinta.

Ah, saya jadi teringat perkataan Ibnu Qayyim, bahwa nikmatnya persetubuhan cinta yang dirasa sepasang suami-isteri di dunia adalah untuk memberikan gambaran setetes nikmat yang disediakan oleh Allah di surga. Jika percintaan suami-isteri itu nikmat, maka surga jauh lebih nikmat dari semua itu. Nikmat cinta di surga tidak bisa dibayangkan. Yang paling nikmat adalah cinta yang diberikan oleh Allah kepada penghuni surga , saat Allah memperlihatkan wajah-Nya. Dan tidak semua penghuni surga berhak menikmati indahnya wajah Allah SWT.

Untuk nikmat cinta itu, Allah menurunkan petunjuknya yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Yang konsisten mengikuti petunjuk Allah-lah yang berhak memperoleh segala cinta di surga.

Melalui penghayatan cinta ini, kami menemukan jalan-jalan lurus mendekatkan diri kepada-Nya.

Istri saya jadi rajin membaca Al-Qur'an, lalu memakai jilbab, dan tiada putus shalat malam. Di awal malam ia menjelma menjadi Rabi'ah Adawiyah yang larut dalam samudra munajat kepada Tuhan. Pada waktu siang ia adalah dokter yang penuh pengabdian dan belas kasihan. Ia memang wanita yang berkarakter dan berkepribadian kuat, ia bertekad untuk hidup berdua tanpa bantuan siapapun, kecuali Allah SWT. Dia juga seorang wanita yang pandai mengatur keuangan. Uang sewa sebanyak 25 poud yang tersisa setelah membayar sewa rumah cukup untuk makan dan transportasi selama sebulan.

Tetanggga-tetangga kami yang sederhana sangat mencintai kami, dankamipun mencintai mereka. Mereka merasa kasihan melihat kemelaratan dan derita hidup kami, padahal kami berdua adalah dokter. Sampai-sampai ada yang bilang tanpa disengaja,"Ah, kami kira para dokter itu pasti kaya semua, ternyata ada juga yang melarat sengsara seperti Mamduh dan isterinya."

Akrabnya pergaulan kami dengan para tetangga banyak mengurangi nestapa kami. Beberapa kali tetangga kami menawarkan bantuan-bantuan kecil layaknya saudara sendiri. Ada yang menawarkan kepada isteri agar menitipkan saja cuciannya pada mesin cuci mereka karena kami
memang dokter yang sibuk. Ada yang membelikan kebutuhan dokter. Ada yang membantu membersihkan rumah. Saya sangat terkesan dengan pertolongan-pertolongan mereka.

Kehangatan tetangga itu seolah-olah pengganti kasarnya perlakuan yang kami terima dari keluarga kami sendiri. Keluarga kami bahkan tidak terpanggil sama sekali untuk mencari dan mengunjungi kami. Yang lebih menyakitkan mereka tidak membiarkan kami hidup tenang.

Suatu malam, ketika kami sedang tidur pulas, tiba-tiba rumah kami digedor dan didobrak oleh 4 ..::makhluk yang lucu::.. kiriman ayah saya. Mereka merusak segala perkakas yang ada. Meja kayu satu-satunya, mereka patah-patahkan, begitu juga dengan kursi. Kasur tempat kami tidur satu-satunya mereka robek-robek. Mereka mengancam dan memaki kami dengan kata-kata kasar. Lalu mereka keluar dengan ancaman, "Kalian tak akan hidup tenang, karena berani menentang Tuan Pasha."

Yang mereka maksudkan dengan Tuan "Pasha" adalah ayah saya yang kala itu pangkatnya naik menjadi jendral. Ke-empat ..::makhluk yang lucu::.. itu pergi. Kami berdua berpelukan, menangis bareng berbagi nestapa dan membangun kekuatan. Lalu kami tata kembali rumah yang hancur. Kami kumpulkan lagi kapas-kapas yang berserakan, kami masukan lagi ke dalam kasur dan kami jahit kasur yang sobek-sobek tak karuan itu. Kami tata lagi buku-buku yang berantakan. Meja dan kursi yang rusak itu berusaha kami perbaiki. Lalu kami tertidur kecapaian dengan tangan erat bergenggaman, seolah eratnya genggaman inilah sumber rasa aman dan kebahagiaan yang meringankan intimidasi hidup ini.

Benar, firasat saya mengatakan ayah tidak akan membiarkan kami hidup tenang. Saya mendapat kabar dari seorang teman bahwa ayah telah merancang skenario keji untuk memenjarakan isteri saya dengan tuduhan wanita tuna susila. Semua orang juga tahu kuatnya intelijen militer di negeri ini. Mereka berhak melaksanakan apa saja dan undang-undang berada di telapak kaki mereka. Saya hanya bisa pasrah total kepada Allah mendengar hal itu. Dan Masya Allah! Ayah telah merancang skenario itu dan tidak mengurungkan niat jahatnya itu, kecuali setelah seorang teman karibku berhasil memperdaya beliau dengan bersumpah akan berhasil membujuk saya agar menceraikan isteri saya. Dan meminta ayah untuk bersabar dan tidak menjalankan skenario itu , sebab kalau itu terjadi pasti pemberontakan saya akan menjadi lebih keras dan bisa berbuat lebih nekad.

Tugas temanku itu adalah mengunjungi ayahku setiap pekan sambil meminta beliau sabar, sampai berhasil meyakinkan saya untuk mencerai isteriku. Inilah skenario temanku itu untuk terus mengulur waktu, sampai ayah turun marahnya dan melupakan rencana kejamnya. Sementara saya bisa mempersiapkan segala sesuatu lebih matang.

Beberapa bulan setelah itu datanglah saat wajib militer. Selama satu tahun penuh saya menjalani wajib militer. Inilah masa yang saya takutkan, tidak ada pemasukan sama sekali yang saya terima kecuali 6 pound setiap bulan. Dan saya mesti berpisah dengan belahan jiwa yang sangat saya cintai. Nyaris selama 1 tahun saya tidak bisa tidur karena memikirkan keselamatan isteri tercinta.

Tetapi Allah tidak melupakan kami, Dialah yang menjaga keselamatan hamba-hamba-Nya yang beriman. Isteri saya hidup selamat bahkan dia mendapatkan kesempatan magang di sebuah klinik kesehatan dekat rumah kami. Jadi selama satu tahun ini, dia hidup berkecukupan dengan
rahmat Allah SWT.

Selesai wajib militer, saya langsung menumpahkan segenap rasa rindu kepada kekasih hati. Saat itu adalah musim semi. Musim cinta dan keindahan. Malam itu saya tatap matanya yang indah, wajahnya yang putih bersih. Ia tersenyum manis. Saya reguk segala cintanya. Saya teringat puisi seorang penyair Palestina yang memimpikan hidup bahagia dengan pendamping setia & lepas dari belenggu derita:

Sambil menatap kaki langit
Kukatakan kepadanya
Di sana... di atas lautan pasir kita akan berbaring
Dan tidur nyenyak sampai subuh tiba
Bukan karna ketiadaan kata-kata
Tapi karena kupu-kupu kelelahan
Akan tidur di atas bibir kita
Besok, oh cintaku... besok
Kita akan bangun pagi sekali
Dengan para pelaut dan perahu layar mereka
Dan akan terbang bersama angin
Seperti burung-burung

Yah... saya pun memimpikan demikian. Ingin rasanya istirahat dari nestapa dan derita. Saya utarakan mimpi itu kepada istri tercinta. Namun dia ternyata punya pandangan lain. Dia malah bersih keras untuk masuk program Magister bersama!

"Gila... ide gila!!!" pikirku saat itu. Bagaimana tidak...ini adalah saat paling tepat untuk pergi meninggalkan Mesir dan mencari pekerjaan sebagai dokter di negara Teluk, demi menjauhi permusuhan keluarga yang tidak berperasaan. Tetapi istri saya tetap bersikukuh untuk meraih gelar Magister dan menjawab logika yang saya tolak:

"Kita berdua paling berprestasi dalam angkatan kita dan mendapat tawaran dari Fakultas sehingga akan mendapatkan keringanan biaya, kita harus sabar sebentar menahan derita untuk meraih keabadian cinta dalam kebahagiaan. Kita sudah kepalang basah menderita, kenapa tidak sekalian kita rengguk sum-sum penderitaan ini. Kita sempurnakan prestasi akademis kita, dan kita wujudkan mimpi indah kita."

Ia begitu tegas. Matanya yang indah tidak membiaskan keraguan atau ketakutan sama sekali. Berhadapan dengan tekad baja istriku, hatiku pun luluh. Kupenuhi ajakannya dengan perasaan takjub akan kesabaran dan kekuatan jiwanya.

Jadilah kami berdua masuk Program Magister. Dan mulailah kami memasuki hidup baru yang lebih menderita. Pemasukan pas-pasan, sementara kebutuhan kuliah luar biasa banyaknya, dana untuk praktek, buku, dll. Nyaris kami hidup laksana kaum Sufi, makan hanya dengan roti dan air. Hari-hari yang kami lalui lebih berat dari hari-hari awal pernikahan kami. Malam hari kami lalui bersama dengan perut kosong, teman setia kami adalah air keran.

Masih terekam dalam memori saya, bagaimana kami belajar bersama dalam suatu malam sampai didera rasa lapar yang tak terperikan, kami obati dengan air. Yang terjadi malah kami muntah-muntah. Terpaksa uang untuk beli buku kami ambil untuk pengganjal perut.

Siang hari, jangan tanya... kami terpaksa puasa. Dari keterpaksaan itu, terjelmalah kebiasaan dan keikhlasan.

Meski demikian melaratnya, kami merasa bahagia. Kami tidak pernah menyesal atau mengeluh sedikitpun. Tidak pernah saya melihat istri saya mengeluh, menagis dan sedih ataupun marah karena suatu sebab. Kalaupun dia menangis, itu bukan karena menyesali nasibnya, tetapi dia malah lebih kasihan kepada saya. Dia kasihan melihat keadaan saya yang asalnya terbiasa hidup mewah, tiba-tiba harus hidup sengsara layaknya gelandangan.

Sebaliknya, sayapun merasa kasihan melihat keadaannya, dia yang asalnya hidup nyaman dengan keluarganya, harus hidup menderita di rumah kontrakan yang kumuh dan makan ala kadarnya.

Timbal balik perasaan ini ternya menciptakan suasana mawaddah yang luar biasa kuatnya dalam diri kami. Saya tidak bisa lagi melukiskan rasa sayang, hormat, dan cinta yang mendalam padanya.

Setiap kali saya angkat kepala dari buku, yang tampak di depan saya adalah wajah istri saya yang lagi serius belajar. Kutatap wajahnya dalam-dalam. Saya kagum pada bidadari saya ini. Merasa diperhatikan, dia akan mengangkat pandangannya dari buku dan menatap saya penuh
cinta dengan senyumnya yang khas. Jika sudah demikian, penderitaan terlupakan semua. Rasanya kamilah orang yang paling berbahagia di dunia ini.

"Allah menyertai orang-orang yang sabar, sayang..." bisiknya mesra sambil tersenyum. Lalu kami teruskan belajar dengan semangat membara.

Allah Maha Penyayang, usaha kami tidak sia-sia. Kami berdua meraih gelar Magister dengan waktu tercepat di Mesir. Hanya 2 tahun saja! Namun, kami belum keluar dari derita. Setelah meraih gelar Magister pun kami masih hidup susah, tidur di atas kasur tipis dan tidak ada istilah makan enak dalam hidup kami.

Sampai akhirnya rahmat Allah datang juga. Setelah usaha keras, kami berhasil meneken kontrak kerja di sebuah rumah sakit di Kuwait. Dan untuk pertama kalinya, setelah 5 tahun berselimut derita dan duka, kami mengenal hidup layak dan tenang. Kami hidup di rumah yang mewah, merasakan kembali tidur di kasur empuk dan kembali mengenal masakan lezat.

Dua tahun setelah itu, kami dapat membeli villa berlantai dua di Heliopolis, Kairo. Sebenarnya, saya rindu untuk kembali ke Mesir setelah memiliki rumah yang layak. Tetapi istriku memang 'edan'. Ia kembali mengeluarkan ide gila, yaitu ide untuk melanjutkan program Doktor Spesialis di London, juga dengan logika yang sulit saya tolak:

"Kita dokter yang berprestasi. Hari-hari penuh derita telah kita lalui, dan kita kini memiliki uang yang cukup untuk mengambil gelar Doktor di London. Setelah bertahun-tahun hidup di lorong kumuh, tak ada salahnya kita raih sekalian jenjang akademis tertinggi sambil merasakan hidup di negara maju. Apalagi pihak rumah sakit telah menyediakan dana tambahan."

Kucium kening istriku, dan bismillah... kami berangkat ke London. Singkatnya, dengan rahmat Allah, kami berdua berhasil menggondol gelar Doktor dari London. Saya spesialis syaraf dan istri saya spesialis jantung.

Setelah memperoleh gelar doktor spesialis, kami meneken kontrak kerja baru di Kuwait dengan gaji luar biasa besarnya. Bahkan saya diangkat sebagai direktur rumah sakit, dan istri saya sebagai wakilnya! Kami juga mengajar di Universitas.

Kami pun dikaruniai seorang putri yang cantik dan cerdas. Saya namai dia dengan nama istri terkasih, belahan jiwa yang menemaniku dalam suka dan duka, yang tiada henti mengilhamkan kebajikan.

Lima tahun setelah itu, kami pindah kembali ke Kairo setelah sebelumnya menunaikan ibadah haji di Tanah Haram. Kami kembali laksana raja dan permaisurinya yang pulang dari lawatan keliling dunia. Kini kami hidup bahagia, penuh cinta dan kedamaian setelah lebih dari 9 tahun hidup menderita, melarat dan sengsara.

Mengenang masa lalu, maka bertambahlah rasa syukur kami kepada Allah swt dan bertambahlan rasa cinta kami.

Ini kisah nyata yang saya sampaikan sebagai nasehat hidup. Jika hadirin sekalian ingin tahu istri saleha yang saya cintai dan mencurahkan cintanya dengan tulus, tanpa pernah surut sejak pertemuan pertama sampai saat ini, di kala suka dan duka, maka lihatlah wanita berjilbab biru yang menunduk di barisan depan kaum ibu, tepat di sebelah kiri artis berjilbab Huda Sulthan. Dialah istri saya tercinta yang mengajarkan bahwa penderitaan bisa mengekalkan cinta. Dialah Prof Dr Shiddiqa binti Abdul Aziz..."

Tepuk tangan bergemuruh mengiringi gerak kamera video menyorot sosok perempuan separoh baya yang tampak anggun dengan jilbab biru. Perempuan itu tengah mengusap kucuran air matanya. Kamera juga merekam mata Huda Sulthan yang berkaca-kaca, lelehan air mata haru kedua mempelai, dan segenap hadirin yang menghayati cerita ini dengan seksama.

Kecantikan lelaki & kegagahan wanita

Kecantikan Lelaki.....

Kecantikan seorang lelaki bukan kepada rupa fisik, tetapi pada murni rohani

Lelaki yang cantik.....................

Adalah lelaki yang mampu mengalirkan airmata untuk ingatan,

Adalah lelaki yang sedia menerima segala teguran,

Adalah lelaki yang memberi madu, setelah menerima racun,

Adalah lelaki yang tenang dan lapang dada,

Adalah lelaki yang baik sangka dan,

Adalah lelaki yang tak pernah putus asa.

Kecantikan lelaki berdiri di atas kemuliaan hati

Seluruh kecantikan yang ada pada Muhammad yang umi

Adalah kecantikan yang sempurna seorang lelaki.


Kegagahan Wanita....


Kegagahan seorang wanita bukan kepada pejal otot badan,

tetapi pada kekuatan perasaan,

Perempuan yang gagah.................

Adalah perempuan yang tahan menerima sebuah kehilangan,

Adalah perempuan yang tidak takut pada kemiskinan,

Adalah perempuan yang tabah menanggung kerinduan setelah ditinggalkan,

Adalah perempuan yang tidak meminta-minta agar di penuhi segala

keinginan,

Kegagahan perempuan berdiri di atas teguhnya iman,

Seluruh kegagahan ini ada pada Khatijah yang ihsan.

Adalah kegagahan sempurna bagi seorang perempuan..

kutipan dari Ikbal_alamien

Monday, January 22, 2007

Sudut pandang

Hidup, hidup dan hidup, takkan pernah perhenti aku mempelajarinya, takkan pernah berhenti menulisnya... selama aku masih hidup didunia ini... karena aku masih perlu belajar banyak tentang kehidupan... "Sudut pandang", 2 buah kata ini yang ingin aku bahas saat ini... karena sudut pandang juga merupakan bagian dari kehidupan...

Sering kali manusia merasa tinggi, rendah, lebih, kurang, kaya, miskin, itu karena mereka sering kali menggunakan sudut pandang mereka sendiri untuk menentukan kehidupan mereka... Kebanyakan manusia akan menjadi tak menentu keadaannya karena mereka selalu memandang dengan sudut pandang mereka masing-masing...

Orang sering memandang dirinya rendah... karena dia selalu melihat keatas... dia berfikir, dia bukan apa-apa dia hanyalah orang yang rendah... dan mustahil untuknya menggapai langit dan tak ada harapan lagi untuknya... kadang juga sebaliknya... orang yang merasa lebih tinggi, dia akan selalu melihat kebawah, dan merendahkan orang-orang dibawahnya... seolah-olah ia tak akan bisa jatuh dari tempat dia berdiri...

Ya mugkin sebagian orang terkadang sering menggunakan sudut pandang mereka sendiri dan selalu mandang kehidupan orang lain, dan apa bila semakin kita pikirkan kita akan semakin terpuruk... karena kita selalu memikirkan kehidupan orang lain sehingga kehidupan kita sendiri terbengkalai...

Satu lagi, jangan pernah ada penyesalan untuk tiap-tiap langkah yang telah kita lalui, memang terkadang kita sering berbuat salah... tapi apa guna penyesalan itu... kita tau kita hanya bisa menyesal dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk memperbaiki yang telah terjadi, kecuali kita akan lebih baik lagi kedepannya... tak perlu ada yang disesali, kalau kita selalu menyesal diawal atau yang disebut dengan kesadaran... kita sadar kita akan mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat saat ini untuk nanti....

Mempunyai sudut pandang itu bukanlah hal yang buruk, manusia punya sudut pandang masing-masing, tapi kita tidak harus menilai diri kita saat ini dibawah atau diatas... yang harus kita pandang adalah jalan panjang yang berada dihadapan kita, dan bagaimana cara kita untuk memulai untuk berjalan dijalan ini agar sampai ditujuan kita...

Friday, January 19, 2007

Pesan dia atas meja

Hal yang seperti ini aku belum pernah alami sebelumnya, jadi sekarang aku akan mulai bercerita... Tadi siang saat aku pulang untuk sholat Jum'at dan makan siang... semua hal aku alami biasa-biasa aja... tapi saat tiba dirumah aku menghadapi hal yang belum pernah mamakku lakukan seumur hidupku... lucu aja sih bagi aku.. malah aku tersenyum saat melihat pesan diatas meja yang bertuliskan "anak-anak... kalau mau makan siang masak telor aja" hehehe.... aku tau kalau hari ini nggak ada lauk... tapi buka itu yang harus aku usik... sebenernya aku lucu aja dengan pesan di atas meja tersebut.... (mamak ai lop piyu)....

Alasan ku suka padanya

Hehehe... mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa kita bisa suka pada seseorang, kenapa sih? Ada yang tau nggak? Mungkin ada yang bilang karena dia cantik, karena dia indah, karena dia manis, karena dia kaya, karena dia perhatian dan mungkin masih banyak lagi alasan-alasan lain yang membuat kita suka kepada seseorang...

Ups... tapi disini aku mau bahas gimana aku bisa sama si dia... Hehehe...
Awalnya aku ketemu sama dia sih biasa-biasa aja.. ngak ada rasa apa-apa... bahkan aku sering ketemu sama dia... tapi tetap aja biasa-biasa aja tuh perasaan aku sama dia... jadi apa dong yang buat aku suka sama dia??? Hohoho... Aku nggak pernah nyangka... kalau bisa ada perasaan ma dia.. karena aku mandang dia adalah sebagai cewek yang unik aja.. tapi suatu ketika aku diajaknya makan... (dia yang teraktir nih^^) kamipun saling berbagi cerita... Nah disini aku mulai tertarik sama dia... tau kenapa??? Aku sangat tertarik ama kehidupan dia.....

Dia cerita soal kehidupannya dan aku juga begitu... ya.. walau kami cerita banyak perbedaan dari segi pengalaman tapi disitu semakin membuat aku tertarik sama dia.. karena semua yang dialami nggak pernah aku alami, tapi dia mau berbagi.... hehehe.. duh... dari situ akupun seneng sama dia... dan hari - harikupun mulai terasa kurang kalau dia nggak ada? Duh mulai deh.. rasa itu terjadi... kalau nggak ketemu aku bisa Rindu..

Dia adalah wanita yang mandiri, hidup penuh dengan tantangan, bahkan dia bilang sama aku "hari ini adalah takdirku, besok adalah tantangan buatku"... waw.. aku terkagum-kagum sama dia... bahkan aku sangat antusias sama dia... hidupnya begitu membuat aku tertarik akan dirinya... aku nggak nyangka dari tingkah laku sehari-harinya yang selalu ceria bahkan seperti tidak pernah ada kesedihan didirinya dan selalu membuat orang bahagia, ternyata dia adalah wanita yang begitu tegar... dia cerita masalah keluarganya padaku... memang aku nggak bisa bantu banyak buat dirinya tapi aku hanya bisa memberikan dukungan...

Walaupun dia begitu, aku selalu ingin membantu dia dan membuat dia bahagia, tapi untuk saat ini aku rasa aku belum mampu, tapi aku akan mencoba... karena dia wanita yang telah membuka mataku... mata hatiku... Honey suatu saat nanti akan kutunjukan kepada dirimu, bahwa aku akan mampu buat dirimu bahagia...

Hehehe.. aku rasa itulah sebab aku bisa suka sama dia? Hm kayaknya pepatah "dari mata turun kehati" itu emang ada, tapi buat aku ternyata nggak juga.. sebab yang aku alami adalah "dari hatimu masuk ke hatiku"^^

Mimpi adalah sebuah animasi

Aku adalah orang yang suka bermimpi atau disebut "pemimpi", tapi selamanya bila larut dalam mimpi itu aku bisa mendapatkanya didunia nyata ini! Tapi bagaimana caranya? aku dulu suka berfantasi... mengkhayal soal masa depan, soal kehidupan yang indah, yang lebih fokus sama apa yang kita impikan... tapi semua hanya mimpi, sangat jauh jadi kenyataan... tapi apa mimpi itu nggak bisa diwujudkan? Buat semua mimpi bisa aku wujudkan bila aku mau...

Saat itu, saat aku bermimpi tentang apa yang aku khayalkan, aku mewujudkannya lewat sebuah karya komik.. dari situ aku bisa bercerita semua tentang apa yang aku pikirkan.. apa yang aku ingin tuangkan dan apa yang ingin aku wujudkan... sangat mengasikan... dan saat itu akupun jadi lupa akan mimpi dan terus berkarya.. walau dalam karya itu masih ada mimpi-mimpi disana...

Kini, semua mimpi kini tak aku wujudkan lewat komik karena ada beberapa faktor yang tidak mendungkung... Dan seiring bertambahnya pengetahuanku.. akupun kemudian bisa kembali menuangkan impianku lewat animasi.. dan mimpi yang satu ini adalah mimpi kebanggaanku, bahkan aku nggak pernah nyangka kalau aku akan mendapatkan mimpi menjadi seorang animator.. tapi itu menyenangkan... dan aku terus berusaha untuk menjadi lebih dan lebih lagi.. dan lebih menjadi seorang pesulap mimpi.. yang sekarang.. luapan perasaan, keinginan atau apapun bisa aku curahkan dan bisa dinikmati setiap orang... semoga aku tidak berhenti bermimpi disini...

Dan satu moto yang pernah ada dalam hidupku... dan entah kenapa aku bisa membuatnya...
"Get your dreams now before miss all" moto yang cocok buat seorang pemimpi^^

Thursday, January 18, 2007

Hanya untukmu kekasih

Selama ini mungkin aku bermimpi untuk bisa didekatmu, tapi jelas sekarang, ini bukanlah mimpi. Ini adalah fakta. Aku tau engkau kan jauh, aku tau kau kan pergi, walau aku tau kau tak pernah tau kalau aku tetap menginginkanmu disini... Kini aku kembali seperti dulu, hidup tanpamu... hanya bisa mengenang masa yang terindah bersamamu.

Apa daya yang bisa kulakukan untuk menahanmu? Aku tak punya kekuatan, aku tak punya kuasa, dan aku tak punya hak sama sekali untuk itu... Biarlah kini aku sendiri asal engkau tetap bisa menemani hatiku yang sunyi...

Hanya Untukmu Kekasih

Telah banyak yang kau berikan padaku
Telah banyak cinta yang aku dapatkan..
Aku hanya bisa menyimpan rindu
Rindu yang dalam terpendam

Kau yang pertama buatku beda
Menterjemahkan aku arti hidup
Memberikan semua rasa
Rasa yang tak pernah ada padaku

Pergilah gapai citamu
Aku kan berusahaan menantimu
Aku akan berusaha mengerjarmu
Mendo'akanmu sepenuh hatiku

Karena kau yang kusayang
Selalu ada dalam kenangan
Semua akan ku berikan
Hanya untukmu kekasihku

Aku tahu engkau tak pernah tau apa yang kutuliskan buatmu... tapi biarlah.. suatu saat kau pasti tau.. dan suatu saat kita pastikan bertemu kembali.. Honey...

Semakin jauh

Hari ini aku ditelpon oleh orang yang aku rindukan, kembali cerita-cerita dan rasanya bahagia sekali, tapi rasa bahagia itu hanya untuk sesaat saja aku rasakan, karena saat itu dia bilang mungkin sulit untuk ketemu dengan dia, karena saat ini dia kerja siang malam, dan aku berdo'a untuknya agar dia bisa berhasil mencapai semua cita-citanya walalu aku disini hanya bisa merindukannya...

Kenapa pertemuan kita hanya sejenak? Aku merasa hidupku tak pernah seindah ini saat bersamamu, engkau telah banyak memberikan yang terbaik buatku, tapi aku belum sempat, tapi engkau telah pergi jauh dariku... ingin rasanya ku mengejarmu, tapi aku takkan mungkin bisa... Dan mungkin kau tak kan pernah tau kalau aku telah menulis banyak tentangmu, tapi tetap engkau orang yang telah mengisi dan menerangi hatiku walau hanya sebentar... dan itu sangat berarti buatku...

Selamat berjuang Honey... aku kan selalu menantimu...

Rinduku sedikit terobati

Semalam, saat aku dang santai dirumah, tiba-tiba aku dapat sms dari dia... Saat itu rasanya aku sangat senang sekali... rasanya rinduku terobati saat itu.. kamipun bercakap-cakap lewat sms, duh rasanya ingin bertemu, tapi sayang rasanya nggak bisa.. Saat ini ia sedang fokus sama karirnya dan hidupnya saat ini sepenuhnya untuk kerja, dan nggak ada kesempatan untuk bertemu dengannya... Mungkin aku hanya bisa merindukanmu kembali... Honey... aku akan menunggumu jika kala aku sanggup menantimu, apakah engkau juga begitu?

Wednesday, January 17, 2007

Rindu kembali

Aduh? Rasa rindu datang kembali, rasaya ingin selalu bertemu, tapi dimana aku bisa menemuinya aku tak tahu dia kini dimana? Rasanya ingin kulepas semua rasa rindu ini, rindu dihati yang selalu memangil namanya. Selalu aku menanti tak henti, setiap hari, setiap waktu. Hanya dirimu yang ingin aku temui kini tapi sayangnya itu tak bisa terjadi kini.

Mengapa rasa rindu ini selalu hadir, kuingin rasa itu hilang, tapi mungkin hatiku tak bisa berbohong atas rasa rinduku ini. Bisakah aku bertemu dengannya kini ia seperti sebelah jiwaku. Selalu aku ingin, ingin, dan ingin bertemu denganmu... tapi bisahkah ...

Sayang engkau tak pernah tau aku selalu merindukanmu, sayang engkau tak pernah tau sesungguhnya aku menanti dan menunggumu hingga mungkin aku bosan akan menanti. Dan sampai kapan aku kuat bertahan disini menunggumu.

Tuesday, January 16, 2007

Warna kehidupan

Hari ini saya terdorong untuk menulis tetang warna kehidupan... karena sering kali seseorang beranggapan kalau hidupnya itu tidak lebih baik dari hidupnya orang lain... Kenapa bisa begitu, kenapa harus membandingkan kehidupan sendiri dengan kehidupan orang lain... Kadang kita sering berfikir kehidupan orang itu lebih asik dari kehidupan kita sendiri... Mengapa orang lain harus dijadikan objek?

Sebab-sebab yang membuat seseorang bisa menilai hidup orang lain itu lebih baik dari dirinya adalah, kita sering kali merasa kita nggak mempuyai apa-apa ketimbang orang lain, itu lah sebabnya kita sering kali meratapi nasib kita sendiri... Ya.. inti dari kehidupan ini adalah banyak-banyak bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini...

Sering kali kita melihat kita tidak memiliki sesuatu, dan orang lain memilikinya, dari situ kita akan membandingkan dan sering kali berkata "wajar kalau dia begitu, wajar kalau dia ngomong begitu, wajar kalau bisa begitu?" karena "dia tidak bisa merasakan apa yang aku rasakan?" Jelas sekali dari pertannya itu kita sering kali melihat apa yang ada didirinya orang lain... tapi kita tidak pernah tau .. kalau orang tersebut juga demikian.. mereka juga terkadang ingin jadi orang lain...

Saat ini jangan sia-siakan orang yang berada disekitar anda atau apapun itu, karena kita sering kali melupakan sesuatu yang sangat berharga didepan mata kita, dan sering kali kita larut dan menyesali apa yang telah tidak kita miliki... Dan ini semua akan terbukti... saat kita mengabaikan orang disekitar kita... yang kita pikir mereka tidak bisa melakukan apa-apa buat kita atau mereka tidak mengerti diri kita.... tapi kita akan merasakan bahwa orang itu lebih berharga dari apapun juga setelah kita kehilangan mereka.... dan keadaan akan merubah kita dan kita akan sadari semua, kemudian akan menyesal setelah kehilangan...

Semua itu nggak ada gunanya... kalau kita nggak pernah menghargai apa yang ada saat ini pada diri kita... dan jangan pernah bandingkan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain.... Kehidupan ini telah diatur seindah mungkin apabila kita tau bagaimana caramenyikapinya dan mensyukurinya... dan orang-orang yang paling bahagia didunia ini adalah orang-orang yang bersyukur dengan hidupnya... bukan orang-orang yang selalu meraptapi dirinya....

Saya menuliskan ini karena saya telah belajar dari hidup, dan rasanya ini petunjuk dari Allah... orang-orang disekitar ku sering kali mengabaikan apa yang mereka punya... tapi dari sini juga aku belajar... kalau aku juga tidak boleh mengabaikan apa yang aku punya sebelum aku kehilangan atau aku akan menyesalinya seumur hidupku dan itu tak akan ada gunanya.....

Monday, January 15, 2007

Tempat yang ku dambakan

Dimana aku dapat berbaring diatas rumput hijau, dibahawah pohon yang rindang dan teduh diatas sebuah bukit... dan dari situ aku dapat melihat langit biru yang membentang luas, dan aku dapat menikmati sinar matahari yang terpancar dan menyentuh wajahku... rasanya... aku ingin sekali tidur... dan pergi ketempat itu... walau hanya dalam mimpi....

Keluarga Tercinta

Pagi hari saat aku bangun dari tidurku dan saat aku ingin berangkat untuk kerja, Orang yang ku lihat saat itu adalah ayahku yang sedang membersihkan motor untuk aku tunggangi, setiap hari itu ia lakukan itu untuk aku, sekilas aku terharu kalau aku melihat ia tahan setiap hari menyuci motor yang aku akan kendari agar terlihat tampak bersih...
Siang hari, saat aku pulang untuk makan siang... saat itu orang yang paling aku sayangi membuat kan masakannya yang sangat lezat buatku... dia adalah mamakku...
Malam hari saat aku sudah lelah dan pulang kerumah, saat itu adik-adikku yang memberikan keceriaan padaku...

Semua itu adalah hal yang terindah yang aku miliki didunia ini... Ayah, aku bangga padamu bahkan aku ingin menjadi sepertimu, mamak, aku cinta padamu karena engkau selalu memberikan yang terbaik buat anakmu ini... dan adik-adikku... terima kasih... karena kalian telah mengisi waktu kosong dan sunyiku.. ^^TT

Mereka semua adalah keluargaku yang tercinta, tapi tidak hanya dirumah,,, aku punya orang-orang yang kucintai sebagai keluargaku, Aan, Zam-zam, Black, Budi, Willy, Ridho, Sam, Fikri, Nike, Hendra, Wahyu, Yudha, kak Arsad, Aciang, Duwi, Ranny, Jaka, Chandra, Deddy, Alfred, kakDonny, mba Rika, mas Wira, Pak Alam, Pak Andi, Pak Seno,Pak Bana, Pak Dedek, Pak Molavi, Pak Agus, Pak Pria, Pak Viktor, ko Pingping ... dan semuanya... yang selalu memberikan yang terindah untukku kalian adalah keluargaku.... Keluarga tercintaku...TT semoga kalian tak terlupakan seumur hidupku...^^

Overload

Hahahahah..... neh aku punya cerita lucu..
Kemarin saat aku ikut training motivasinya Palcomtech, ada kejadian unik di hotel Anugerah... Peritiwa yang unik itu terjadi setelah acara selesai... saat itu semua peserta akan pulang... dan saat itu banyak yang menuju lift untuk turun kebawah.. jadi saat itu kami maen-maen dilift.... dan kloter terakhir yang akan naik itu lift: Pak Andi, Candra, Jaka, Aan, Eva, Ranny, Zam-zam, Deddy dan aku sendiri...

Saat itu lift telah sampai dilantai 4 dimana kami berada... pintu liftpun terbuka.... "ting" semua perserta masuk ke lift... sebenernya semua orang muat masuk itu lift... tapi... "teeet...." terdengar bunyi warning... tau kenapa... disitu tertulis kalau ini lift.. "overload"... jadi terpaksa deh kami turun... saat itu aku turun, tapi masih aja over... terus Zam-zam dan Deddy, eh... masih aja over... dan terakhir.. Ranny yang turun... bunyi pun berhenti dan pintu liftpun tertutup... saat itu kamipun ngakak... soalnya... yang bikin itu lift overload adalah Eva.... hehehehe.... padahal itu lift masih lapang loh... hehehe... tapi andai kata tuh lift bisa ngomong saat Eva naek .. pasti itu lift bilang "maaf, tolong jangan masuk ke lift 4 orang sekaligus.."

Saturday, January 13, 2007

Dasar bodoh!!!

Hari ini aku telah membuat salah satu temanku, marah sama aku, pertama awalnya sih maen-maen tapi eh malah jadi serius... Hm.... emang kalau dilihat dari kondisi saat itu emang aku yang bener-bener salah... yach.. masasih noHP aja aku nggak mau kasih... ya... udah deh... ini emang salah aku... aku mau coba minta maaf entar...

Hal yang seperti ini sudah sering aku alami, bahkan sebelum dia marah aku udah ngerasa bakal jadi hal yang kayak ini.... eh ternyata kejadian.... huh... dasar wanita?? emang sulit dimengerti....

Selalu!!!

Aku orangnya selalu?
Selalu bertingkah aneh,
selalu membuat orang kecewa,
selalu keras kepala,
selalu patah,
selalu tak bisa diandalkan,
selalu mudah menyerah,
selalu mengeluh,
selalu menyusahkan,
selalu egois,
selalu membuat orang susah,
selalu sendiri,
selalu emosi,
selalu malas,
selalu selalu dan selalu....
tapi aku tidak akan selalu ingin dan tidak selalu jadi
seperti yang selalu aku bicarakan.....

Friday, January 12, 2007

Cita dan Cinta

Hidup ini untuk?
Meraih cita untuk mendapatkan cinta?
atau
Meraih cinta untuk mendapatkan cita?

Thursday, January 11, 2007

Derita dalam Bahagia

Dalam sebuah kehidupan, manusia sering kali mengidamkan sebuah kebahagiaan yang Abadi... Namun kebahagiaan abadi itu tak pernah ada... Sebuah kebahgiaan itu tidak bisa diukur dengan apapun, tapi untuk menemukan sebuah kebahagian... tidaklah semudah yang kita bayangkan dan kita pikirkan... Kebahagiaan itu akan benar-benar kita rasakan dan kita dapatkan setelah kita merasakan derita... kita tak akan pernah tau seberapa bahagianya kita, kalalu kita sendiri tidak pernah merasakan derita... Makin besar derita yang kita, makin besar pula bahagia yang kita dapat...

Lantas mengapa kebahagiaan harus diukur dari sudut penderitaan??? Dalam sebuah kehidupan semua tercipta berpasang - pasangan... kita tidak akan pernah tau seberapa baiknya seseorang... kalau kita tidak pernah tau buruk itu seperti apa.... kita tidak akan pernah tau seberapa sehatnya seseorang kalau kita tidak pernah liat seseorang itu sakit... kita tidak pernah merasa puas sebelum kita tau artinya cukup....

Dan dapatlah dari situ kita tahu.. kebahagiaan itu pasangannya adalah derita... Tapi mungkin sebagian orang tidak pernah merasakan bahagia karena dia merasa selalu menderita.... apa mungkin untuk orang-orang seperti mereka tidak ada kebahagiaan??? Jelas ada... tak terlihat dan sering kali sangat sebentar dirasakan... dan dikala seseorang itu tidak sadar, maka ia akan kembali larut dalam deritannya kembali...

Sebagian orang bahagia adalah orang yang menderita...

Tuesday, January 9, 2007

Dari khayangan turun kebumi...

Itu adalah lelucon dari teman-temanku.... yang sangat antusias sama pindah aku dari divisi EDP ke divisi Marketing... lucu juga.. tapi kalau dipikir-pikir... emang benar kok... aku kan biasa kerja diatas... dan sekarang turun kebawah... hehehe... tapi dalam situasi ini aku nggak perlu adaptasi lagi... karena sebelumnya aku udah pernah dimarketing....

Welcome to the earth.....

Wanita karier

Gimana kalau ada cewek yang kamu suka... tapi kamu mendapatkan jawaban dari tuh cewek seperti ini "aku selalu berpikir untuk karir dan bukan untuk cinta,,,, tiada hari ku tampa kerja" Nah loh... gimana tuh... ada yang bisa kasih komen?

Hehehe... gimana kalau kalian dapat cewek yang tipenya gini... gimana juga cara kamu ngatasinya?

Monday, January 8, 2007

Avatar the last airbender

Kemarin aku nonton film Avatar.. walaupun adekku udah nonton tapi aku pengen liat aja si Aang belajar element api... WAH emang di film ini aku menemukan banyak pelajaran.. bukan sekedar film yang hanya bercerita tentang petualangan si Aang tapi film ini mengajarkan banyak tentang kehidupan pada kita..

Saat itu Aang mau belajar jurus Api tapi sang guru Api mau mengajarkannya... pertama Aang disuruh kuda2 ama tu guru, tapi nggak mau dan dia mau langsung minta diajarin jurus api... Latihan kedua Aang diajak kepuncak bukit untuk menghirup udara... tapi Aang tetap saja ingin langsung belajar jurus api... Aang selalu saja membatah guru Api tersebut, dan akhirnya Aang bisa menguasai elemen api setelah itu memperaktekan kuda2 dan benafas seperti yang gurunya ajarkan.. tapi setelah bisa Aang malah bermain-main dan melukai temannya..

Saat itu setelah Aang sadar bahwa apa itu adalah perusak.. dan butuh pengendalian diri untuk dapat mempergunakannya dengan baik.. wah pokoknya banyak makna yang dalem di film ini... entar aku coba cari lagi deh... ^^

Bukan orang yang pintar

Seiring perjalanan hidupku, banyak telah aku jalani dan aku lalu... Ternyata kehidupan itu memang lebih rumit dari yang kita bayangkan.. Tapi semuanya mau tidak mau harus dijalani baik rela maupun terpaksa.

Selama hidupku... aku tidak pernah menjadi orang yang bisa diandalkan... karena aku bukanlah orang yang pintar... Itu terlihat dari orang-orang disekitarku... yang selalu membandingkan aku dengan orang lain.. yang tentunya orang itu lebih pintar dariku.. selama sekolahpun aku tidak pernah mendapatkan prestasi dan aku tidak pernah merasakan bagaimana jadi orang yang pintar...

Tapi rasanya semua itu salah... kini aku tidak suka dengan kata "pintar" itu sendiri... apa lagi melekat didiriku... aku merasa bukanlah apa-apa... Memang tidak ada manusia yang sempurna didunia ini... semua yang orang bilang bahwa aku pintar itu adalah salah.... orang menilai aku pintar karena dia menilai dari dirinya... dia nggak punya apa yang aku punya.. jadi sebab itulah kadang orang menganggap diri orang lain yang lebih itu pintar...

Menurut pandangan aku sendiri, nggak ada orang yang pintar.. termasuk aku... Orang yang kita anggap pintar itu adalah orang yang tahu, atau lebih tepatnya orang yang bepengetahuan... ya .. lebih baik dibilang orang bepengetahuan dari pada orang pintar... orang mungkin menganggap seseorang itu pintar... tapi sebenarnya orang yang pintar itu lebih tau lebih awal saja ketimbang orang yang nggak tau..

Orang mungkin bilang aku pintar diflash.. sebenarnya aku lebih tau aja soal flash... coba kalau mereka tau lebih awal, mereka nggak akan nganggap aku tu pintar... memang pengetahuan itu sangat penting... memang lebih baik jadi orang yang banyak tahu... bukan sok tahu.. Tapi kalau dibilang aku lebih suka dibilang orang yang bodoh... tapi bukan berarti aku mau dibodoh-bodohi.. karena aku tau seberapa bodohnya aku!!!

Saturday, January 6, 2007

Dalam kebimbangan?

Tak ada yang bisa aku katakan kini... aku begitu bimbang seperti kehilangan arah tujuanku.. entah mau dikemanakan hidupku, sepertinya aku tak punya arah lagi. Rasanya ingin berlari pergi jauh.. jauh... dimana tak ada seorangpun yang bisa menemukan aku.
Aku hanya bisa diam dan memendam. Aku tak punya kekuatan. Berlari dari masalah itu bukan yang aku inginkan. Tapi rasanya ingin aku selaikan saja, aku akhir semua yang membebaniku.

Saat ini ingin rasanya menangis. Bagaimanapun juga aku nggak bisa. Aku mau kemana? keman? tak ada seorangpun yang mengerti dan tak ada yang mau mengerti, yang terlihat sosok sahabat didepanku yang bisa bantu aku. Tapi tidak semua harapan bisa aku gantungkan pada mereka. Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh..... Entah...

Pikiranku kacau.. kacau..... mungkin hanya lewat blog ini aku bisa lampiaskan semua yang ingin aku teriakan... hhhhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh. Aku rasa tidak ada bisa menolongku, tidak ada... hanya aku sendiri yang akan memutuskan... Saat ini apa yang aku tuliskan semuanya kacau... tak ada yang jelas tak ada tujuan... mungkin jiwaku ingin bebas... rasanya begitu tebelenggu hingga ingin sekali jiwaku ini memberontak dan hancurkan aku............... &@*#%$*@&^$%@*!@&$^&$#

Tuesday, January 2, 2007

Memulai tahun 2007

Moga tahun ini aku bisa lebih baik lagi dan aku bisa mencapai apa yang aku inginkan... Renaca buat tahun ini belum ada sih... tapi yang jelas aku aku harus bisa menggapai semua yang aku inginkan di tahun ini... aku nggak mau nunggu tahun depan untuk meraihnya kalau aku bisa capai sekarang... Dan sekarang saat nya bangun dari mimpi dan mewujudkannya... !!!

New Year

Kemarin saat tanggal 31, saat lebaran haji... aku merasa kesepian... karena nggak ada teman-teman.. dan aku juga tambah males lagi kalau malam ini bakal sepi.. nggak enak banget kalalu tahun ini nggak rame... tapi untunglah Aan, Sam, Die, dan Zam-zam datang kerumah .. jadi nggak ngerasa kesepian lagi.. apa lagi saat itu kamipun datang kerumahnya Dini...

Malam tahun baru ini kami semua berkumpul dirumahku walau nggak buat acara apa-apa yang penting kami kumpul bareng dan itu udah cukup buat aku.. ^^